TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Ketulusan {4}



Ketulusan {4}

0 Setelah itu, tetua siluman rubah mulai mengambil satu persatu dari Liu Anqier dan Chen Liao Xuan. Keduanya kini sudah berada di satu gubuknya yang tak jauh dari bukit itu. dia memang memiliki sebuah gubuk yang ada di sana. Sebab dia sering menghabiskan malam-malam purnama di sana untuk sekadar menunggui bukit keabadian itu. untuk kemudian dia memeriksa nadi keduanya. Jika Liu Anqier kini agaknya sudah memiliki nadi yang cukup kuat dan bahkan bisa dikatakan dengan normal. Tapi kenapa berbeda sekali dengan Chen Liao Xuan? Chen Liao Xuan benar-benar begitu lemah sekali. bahkan nadinya nyaris tidak terlihat sama sekali yang berhasil membuat tetua siluman rubah ketakutan setengah mati. Bagaimana tidak, kalau sampai Chen Liao Xuan mati itu artinya jika bangsa iblis benar-benar akan melakukan genjatan senjata dengan bangsa siluman, itu pun jika Chen Liao Xuan memberitahu para pengikutnya tentang apa yang akan dia lakukan di sini sehingga mungkin dia bisa membuat bangsa iblis paham. Namun jika mereka tidak tahu, yang terjadi adalah hal yang di luar batas nalar. Mereka tidak akan pernah menerima sama sekali apa pun alasan yang akan dia ucapkan.     
0

Namun, dia sendiri agaknya tertegun saat dia melihat Liu Anqier. melihat Liu Anqier hidup dan hanya tak sadarkan diri apakah itu artinya jika Chen Liao Xuan sebenarnya telah berhasil mengambil teratai keabadian tersebut? Namun jika benar itu terjadi, lantas apakah Chen Liao Xuan terluka setelah atau saat sedang berjuang mengalahkan para siluman?     

Tetua siluman rubah itu membuka pakaian Chen Liao Xuan, dia mencoba melihat bagian dada dan juga punggungnya. Tapi tidak ada tanda-tanda jika Chen Liao Xuan menderita luka fatal. Bahkan tidak ada tanda sama sekali tentang luka tenaga dalam atau apa pun.     

"Nona?!" pekik tetua siluman rubah yang ada di sana. Liu Anqier tampak mengerjabkan matanya, membuat tetua siluman rubah agaknya tertegun, tubuh manusia itu tampak mengeluarkan sinar keemasan dan dibalut dengan sinar putih. Yang tetua siluman rubah itu tahu, kalau yang sinar putih adalah efek dari tetarai kebadaian. Sebab konon katanya siapa saja yang telah berhasil mendapatkan teratai abadi dan menyatu pada tubuhnya. Tubuhnya seolah seperti penyembuh abadi. Dia akan mampu menyembuhkan dirinya ketika dia mendapatkan luka apa pun. namun tentang cahaya kuning itu, tetua siluman rubah itu benar-benat tidak tahu tentang apa yang terjadi. ini semua tidak mungkin dan mustahil. Bagaimana bisa manusia memiliki kemampuan seperti itu?     

"Kau tidak apa-apa, Nona?" tanya tetua siluman rubah itu pada akhirnya. Liu Anqier menebarkan pandangannya, kemudian dia mencoba untuk duduk dan dengan sigap siluman rubah mencoba untuk memapah Liu Anqier dan membantunya untuk duduk.     

"Maaf, Tuan, aku ada di mana?" tanyanya kebingungan. Siluman rubah memandang wajah Liu Anqier dengan seksama. Dia tampak mengerutkan keningnya. Dia tak pernah menyangka kalau ada manusia yang memiliki kecantikan seolah abadi tersebut, kulitnya dan semua yang ada pada diri wanita tersebut benar-benar tampak abadi. Bahkan siluman rubah tercantik sekalipun tidak ada yang bisa melebihi kecantikan dari sosok yang ada di depannya ini. pantas saja jika seorang Emo Shao Ye sampai secinta mati itu dengan sosok yang ada di depannya ini.     

"Oh, maaf, Nona. Saat ini kau berada di gubukku."     

"Maaf ini di mana? Maksudku bukan perkara gubuknya. Tapi ini di wilayah mana. Apakah ini di bangsa manusia, atau masih di bangsa iblis?" tanya Liu Anqier lagi.     

Tetua siluman rubah itu pun tampak tersenyum simpul, lalu dia memberikan secangkir minuman kepada Liu Anqier.     

"Ini bukan di bangsa keduanya, Nona. Ini adalah bangsa siluman rubah. Di mana semua keabadian, keindahan, dan kecantikan ada di sini dengan sangat nyata."     

"Lantas bagaimana bisa aku ada di sini, Tuan? Apa yang dilakukan oleh Tuan Chen sampai dia membawaku di sini?" tanya Liu Anqier lagi. Ya, dia benar-benar sangat penasaran, dan dari rasa penasarannya dia mencoba untuk mencari jawaban kepada tetua siluman rubah. Sebab dia tidak mungkin sama sekali bertanya kepada Chen Liao Xuan.     

Omong-omong dengan Chen Liao Xuan, dia agaknya sadar kalau tadi Chen Liao Xuan tak sadarkan diri dengan nadi yang benar-benar sangat lemah.     

Liu Anqier langsung menoleh, dia melihat Chen Liao Xuan yang tampak begitu lemah. Wajahnya benar-benar pucat pasi, bibirnya tampak mongering dan mengeluarkan darah. Liu Anqier benar-benar ingin menangis karena melihat keadaan Chen Liao Xuan.     

"Tuan, apa kau seorang tabib? Apakah kau bisa membantuku untuk menyelamatkannya? Aku mohon," rengek Liu Anqier.     

Agaknya, tetua siluman rubah ini termenung dengan bagaimana cinta satu sama lainnya. Mereka sama-sama saling mencintai satu sama lain dan cinta itu terasa begitu dalam.     

"Tunggu sebentar aku ingin menjelaskan satu-satu sama kamu, Nona…," kata tetua siluman rubah pada akhirnya. "Beberapa waktu yang lalu, Tuan Chen membawa Nona datang kesini dengan tujuan untuk menyelamatkan nyawa Nona. Dia mengambil teratai keajaiban untuk mengembalikan jiwa Nona yang enggan untuk sadarkan diri. Dan di sana ada tiga siluman terkuat di alam raya, dan mungkin saja Tuan Chen telah mendapatkan luka yang cukup serius hingga dia tak sadarkan diri seperti ini."     

"A… apa? Dia… dia mempertaruhakn nyawanya yang bodoh hanya karena ingin menyelamatkanku?" tanya Liu Anqier yang seolah dia tidak percaya dengan hal gila yang dilakukan oleh Chen Liao Xuan.     

Dia kembali memandang Chen Liao Xuan, dia tak menyangka jika Raja Iblis yang katanya mengerikan itu bisa melakukan hal segila ini. dia benar-benar tak menyangka jika dia sampai berada di tempat ini hanya untuknya. Hanya untuk menyelamatkan nyawanya.     

Sebenarnya apa yang Chen Liao Xuan pikirkan? Bahkan sudah jelas jika dia adalah Raja iblis dan Liu Anqier adalah manusia. Terlepas dari apa pun yang terjadi di kehidupan terdahulu, bagi Liu Anqier tak begitu penting. Sama saja dengan setak penting itu rasa cintanya kepada Chen Liao Xuan.     

Dia ingin melepaskan diri dari semua rasa sakit yang ada. Dia juga tak mau kalau sampai Chen Liao Xuan sampai merasakan hal-hal yang menyebalkan lagi karena pertentangan Selir karenanya. Ya, semua rasa sakit sudah cukup. Semua kehilangan yang dirasakan oleh Liu Anqier juga sudah cukup. Dia benar-benar tak mau lagi mengalami rasa kesedihan dan kepedihan lebih dari ini.     

Mungkin nanti akan sangat sulit, Liu Anqier akan tetap mencoba. Dari pada dia harus menahan rasa pedih dan sakit selamanya. Lebih baik dia harus menghentikan semuanya sampai di sini.     

"Tuan, bisakah aku meminta satu hal kepadamu?" ucap Liu Anqier pada akhirnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.